Jumat, 06 Juni 2008

SUAP = Sampaikan Upeti Agar Patuh

Saat ini banyak manusia yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara instan, cepat, tepat dan dapat. Segala cara ditempuh manusia dalam memperoleh sesuatu yang diinginkan. Mulai dari haram, halal, bahkan tidak tahu halal atau haram. Kejujuran dan kebenaran mulai tergeser bahkan tergusur oleh sifat - sifat manusia yang senang menyuap, uang tempel, uang semir, uang pelicin, uang sogok dan masih banyak istilah yang lain.

Seseorang yang ingin naik pangkat atau tingkat ternyata harus memberi upeti, harus memberi uang pelicin, harus berdekat - dekat dengan orang atas sebagai pemegang otoritas. Yang akhirnya kesemuanya diperoleh tidak dengan kompetisi yang sehat, prestasi yang bagus, tapi melalui kolusi, koneksi yang tidak sehat. Yang berakibat banyak yang berkualitas, jujur malah hancur , tergeser, tersingkir, dan akhirnya jatuh tersungkur.

Berbagai lembaga pemegang otoritas adalah sebagai ladang ajang suap menyuap. Misalnya pada bidang peradilan, lembagai ini merupakan lembaga yang menerapkan hukum untuk mengadili yang salah atau yang benar. Tetapi namanya hukum saat ini banyak diberlakukan tidak sesuai koridornya sebagai alat untuk mengadili. Tetapi banyak hukum yang diputar balikkan sesuai dengan kenginan atau kehendak. Suap menyuap dalam meringankan hukuman sudah menjadi budaya yang lumrah. Keputusan sering diperjual belikan bahkan terjadi tawar menawar walaupun tidak nampak, bahkan hanya dengan kerdipan mata dan transfer antar rekeningpun dilakukan untuk memringankan hukuman.

Lembaga birokrasi, lembaga ini menurut masyarakat adalah salah satu ladang suap yang paling kelihatan, semua urusan ujung - ujungnya duit. Kalau tidak ada duit urusan macet - cet. Memang keadaan seperti ini merupakan perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab. Perilaku oknum ini menutupi orang - orang yang bekerja dengan jujur, berkualitas dan disiplin menjadi ikut buruk perilakunya.

Semoga Indonesia cepat berubah dari keaadan seperti ini menjadi baik. Amin.

Rangkuman dari Bulletin Al - Baitul Amien Jember edisi 6 Juni 2008.

Tidak ada komentar:

Kembali Ku Menulis - Bagian 1 - Rembangan Royal Resort and Spa

Sudah lama aku tidak menulis sesuatu ataupun memposting foto indahnya alam ini. Saat ini ketika tersedia waktu untuk sekedar menulis cerita...