Sebuah ironi di Indonesia. Indonesia sebuah negara yang sangat kaya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, dari gunung sampai laut, dari danau sampai sungai, dari ladang sampai sawah, dari hijau gunung sampai panas pantai, dari masyarakat pelosok sampai meropolis.
Indonesia adalah negara kayaraya, tapi kenapa Indonesia masih berkutat pada masalah kemiskinan????
Pertanyaan yang mudah di ucapkan tapi sulit untuk dijawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kembali Ku Menulis - Bagian 1 - Rembangan Royal Resort and Spa
Sudah lama aku tidak menulis sesuatu ataupun memposting foto indahnya alam ini. Saat ini ketika tersedia waktu untuk sekedar menulis cerita...
-
Desa Sucopangepok Kecematan Jelbuk, sebuah desa dengan kedamaian di antara hijau hutan dan sawah. Desa Sucopangepok adalah sebuah desa yang...
-
Seekor kupu-kupu mempunyai perjalan hidup yang panjang Bahkan mungkin menyakitkan Berawal dari seekor ulat Berlanjut dengan puasa tanpa maka...
-
Tetap di kotaku tercinta Jember. Perkembangan jaman membuat perubahan – perubahan dalam karya seni. Baik seni lukis, gerak, teater dan seni ...
2 komentar:
thats why occurs ? because most of the people is KARDIMAN, the Madurese says Kareppa Dibbik Man menyaman. It means....all people just doing for him/herself without have a sense of belonging and togetherness with others.
waduh, sing komentar pertama koyoke wong meduro.
nek menurutku:
tanpa ingin menyalahkan pihak manapun, kita memang belum mampu untuk me-manage apa yang ada di rumah kita. jadinya, rumah kita berantakan, beberapa kekayaan yang ada di rumah kita di-kutil oleh tamu-tamu kita yang kita juga nggak merasa kalotamu kita sebenarnya merugikan.
tambang metal, tambang migas, tambang beras, tambang ikan, dan masih banyak tambang-tambang yang ada di dalam rumah kita.
sayangnya, saudara setanah air kita yang punya ilmu banyak tentang tambang-tambang itu cuman bisa nyocot (ngomong doank), tangannya nggak mau kotor oleh tanah, bajunya nggak mau basah oleh keringat, yang dibasahi cuma congornya doank. komentar ini-itu yang nggak mutu, tapi terlihat bermutu karena masuk tivi.
kebodohan saudara setanah air ini nggak hanya ditentukan oleh keberadaan foreigner di Indonesia, tapi yang lebih parah saudara2 kita ini yang membodohi saudara2-nya sendiri. kan kalo sudah bisa berhubungan dengan foreigner sudah keren, meskipun harus mengorbankan banyak hal dari saudaranya
Posting Komentar