Kamis, 24 Juli 2014

Pantai Bandealit - Serpihan Surga Yang Terlempar Ke Bumi

Sebuah perjalanan yang cukup panjang, dimulai dari kota Jember, menuju Kecamatan Tempurejo, sebuah kecamatan dengan kontur geografis yang beragam, mulai dari areal persawahan, lingkungan perumahan desa, hutan perkebunan produktif, hutan rakyat, sampai dengan hutan hujan tropis dengan aneka ragam jenis flora dan fauna dan pantai yang indah.



 Perjalanan mulai terasa nuansa alam sejak memasuki wilayah perkebunan Kota Blatter, perkebunan yang mempunyai pantai indah yaitu Pantai Rowo Cangak yang pernah diliput oleh penulis di Nyanyian Sunyi Rowo Cangak. Perkebunan karet mulai meneduhkan pandangan mata, masuk di wilayah ini terlihat perumahan-perumahan khas perkebunan. 

Memasuki wilayah Taman Nasional Merubetiri perjalanan mulai  memasuki track yang menantang. Jalan berbatu, licin, terjal naik turun dan jurang terjal dan dalam. Dengan motor roda dua jenis bebek, perjalan cukup membuat tubuh berkeringat, karena hari diguyur hujan rintik dengan kabut tipis menambah licin jalan berbatu menuju pantai. 

Hutan hujan tropis yang hijau sepanjang perjalanan sangat memanjakan mata, walaupun harus tetap konsentrasi dalam berkendara agar tidak terpeleset jatuh. Sepanjang perjalanan disuguhkan hijau daun dan aliran air terjun yang menyegarkan. Sejenak berhenti dan beristirahat menikmati air terjun. Perjalanan dilanjutkan masih dengan berbatu dan licin, setelah melewati jalan tercuram perjalan sudah sedikit melandai walau masih licin berbatu. Sebuah sungai dengan batu-batu besar membelah jalan.

Memasuki desa terujung di Taman Nasional Merutiri, desa dengan sekolah satu atapnya, dengan satu bidan yang selain membatu persalinan juga membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat setempat, dengan aroma kopi yang masih segar, sayur, bunga, buah, semuanya terpadu dalam kesederhanaan dan keramahan, memberikan nuasa tersendiri. 

Debur umbak mulai terdengar di balik hutan, sebuah papan nama Muara Barat Pantai Bandealit menyambut, gazebo tempat beristirahat terlihat menyendiri di bawah pohon. 

Sebuah pantai dengan pasir abu-abu dengan ombak yang tinggi...... Sebuah kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Esa.....
Lelah dari perjalanan seolah sirna oleh pemandangan yang mempesona. Hijau hutan hujan tropis berpadu dengan laut selatan yang ganas. Sebuah muara sungai yang landai tempat rusa menghilangkan rasa haus membuat lengkapnya pesona Bandealit. 

Tanpa alas kaki berjalan sendiri menyusuri pantai membuat hati terasa tenang... damai... 
Sendiri menikmati serpihan surga yang terlempar ke bumi.
Sebuah perjalanan panjang yang terbayarkan....


(c) 2014 by Rudi B. Prakoso
Lokasi : Taman Nasional Merubetiri - Pantai Bandealit - Kecamatan Tempurejo - Kabupaten Jember - Jawa Timur
Foto dan tulisan : Rudi B. Prakoso
Alat : Sony pocket camera

Tidak ada komentar:

Kembali Ku Menulis - Bagian 1 - Rembangan Royal Resort and Spa

Sudah lama aku tidak menulis sesuatu ataupun memposting foto indahnya alam ini. Saat ini ketika tersedia waktu untuk sekedar menulis cerita...