Selasa, 30 September 2008
Senja Ramadhan Terakhir
Senja Ramadhan terakhir tlah tiba
Tak terasa bulan penuh berkah ini tlah berakhir
Bulan ketika pintu surga terbuka dan pintu neraka tertutup
Kumandang takbir menggema menembus hati
Sungguh tetes air mata mengalir di pucuk daun
Tak kuasa terbendung jatuh ke tanah sujutku
Banyak debu dosa tak terhapus
Banyak kata menyakitkan terucap tanpa sadar
Banyak sikap buruk terlaku tanpa sadar
Sungguh banyak dosa ini
Seiring kumandang takbir
Seiring datangnya hari kemenangan
Seiring kata maaf terucap
Kami sekeluarga mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1429 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Semoga kita bertemu bulan Ramadhan yang akan datang
Amin.
Rudi B. Prakoso se-Keluarga
Senin, 22 September 2008
Soerabaya Doeloe dan Sekarang
Surabaya sebuah kota metropolitan dengan sejuta persoalan khas metropolitan. Pertumbuhan Mall, Plaza, Pusat - pusat perbelanjaan moderen yang mengikis pasar - pasar tradisional. Pusat - pusat hiburan yang mendidik sampai tidak mendidik tumbuh di kota ini.
Sejengkal tanah di Surabaya sangat berharga dan akan dibangun pusat - pusat perbelanjaan dengan tanpa melihat dampak lingkungan dan dampak sosialnya.
Surabaya kota tua yang menyimpan sejuta pesona bangunan tua ini mulai kehilangan peninggalan bangunan - bangunan jaman penjajahan. Sekelumit cerita perjuangan di Jembatan merah, Perjuangan menegakkan merah putih 10 November 1945 di Hotel Yamato dan peristiwa - peristiwa heroik lainnya.
Bangunan - bangunan sejarah ini kini menunggu nasib untuk dipugar atau dirubuhkan.
Tinggal bijakkah kita dalam menjaga kisah sejarah bangsa ini untuk anak cucu kita.
Rabu, 17 September 2008
Sejuk Udara Gunung Pasang
Sebuah perjalanan panjang ke daerah Utara Kabupaten Jember, tepatnya berada di Kawasan Kecamatan Panti daerah dataran tinggi ini bernama gunung pasang, ternyata menyimpan sejuta pesona.
Dari udara yang masih segar dengan aroma bunga kopi, karet dan kakau menambah pesona dataran tinggi ini.
Jalan di daerah ini juga menambah pesona tersendiri, jalan halus dengan aspal hotmix, berkelok - kelok dengan tanjakan dan turunan dengan dilindungi oleh rindangnya pohon karet dan aroma bunga kopi.
Memang Tuhan memberikan alam yang terbaik pada manusia.
Selasa, 16 September 2008
Putih Kapur tak Seputih Resikonya
Beberapa waktu yang lalu saya melakukan perjalanan ke sebuah tambang batu kapur di kawasan Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Kawasan ini memang terkenal dengan tambang batu kapur, dengan bukit - bukit kapur yang kering dan tandus.
Bukit - bukit kapur itu sedikit - demi sedikit di ledakkan di hancurkan tebing - tebingnya untuk memperoleh batu - batu kapur.
Tebing - tebing buatan manusia itu ternyata menyimpan pesona yang luar biasa. Warna putih berpadu dengan warna tanah membentuk goresan - goresan indah.
Selain pesona warna putih dan coklat tanah, bukit - bukit kapur itu juga mempunyai gua - gua alam dan buatan di lereng - lereng tebing curam.
Sabtu, 13 September 2008
Kisah Seonggok Daging di Indonesia
Beberapa hari belakangan ini ( bulan September ) masih dalam bulan Romadhan. Tersiar berita di stasiun tv tentang cerita seonggok daging.
Sebuah cerita tentang pembunuhan sapi yang sangat sadis, dimana sapi disuruh minum air sampai pembuluh darahnya pecah dan sekarat. Baru kemudian sapi di sembelih. Proses penyembelihan yang sangat sadis ini mengakibatkan berat daging si sapi bertambah berat sampai 40% karena kandungan air yang sangat jenuh.
Daging yang sangat jenuh air ini disebut daging glonggongan.
Tidak hanya sapi yang dibuat mabuk oleh air, ayampun tak luput dibuat mabuk. Tapi ayam cara memasukkan air berbeda dengan sapi, pada ayam air dimasukkan dengan menyuntik ayam dengan air, sampai beratnya bertambah.
Daging ayam atau sapi yang jenuh air, biasanya beredar pada pasar - pasar tradisional dengan harga yang cukup miring. Tapi pembodohan komsumen seperti ini sangat merugikan konsumen karena daging bisa terkontaminasi dengan bakteri, dan karena berat daging bertambah sampai 40% maka berat bersih dari daging seperti ini adalah hanya 50% nya.
Kalau sudah begini bagaimana pasar tradisional bisa bersaing dengan pasar moderen yang lebih bersih dan nyaman ( walaupun kita tetap harus waspada dengan tanggal kadaluarsa ).
Selain daging glonggongan, di masyarakat juga beredar yang namanya daging sisa dari hotel, rumah makan, atau pasar.
Daging - daging yang sudah menjadi sampah bahkan tak jarang sudah membusuk, bau, berbelatung dan tercampur dengan sampah - sampah yang lain ini disisihkan oleh para pemulung kemudian di serahkan pada pengepul. Dari pengepul ini kemudian daging sisa ini di olah kembali menjadi makanan dengan harga yang sangat murah tapi sangat tidak sehat.
Sudah parahkah perekonomian Indonesia saat ini, sampai - sampai segala cara dilakukan baik halal atau haram untuk memperoleh rupiah.
Hati - hati terhadap apa yang kita beli, kita santap, dan kita pakai.
Sebuah cerita tentang pembunuhan sapi yang sangat sadis, dimana sapi disuruh minum air sampai pembuluh darahnya pecah dan sekarat. Baru kemudian sapi di sembelih. Proses penyembelihan yang sangat sadis ini mengakibatkan berat daging si sapi bertambah berat sampai 40% karena kandungan air yang sangat jenuh.
Daging yang sangat jenuh air ini disebut daging glonggongan.
Tidak hanya sapi yang dibuat mabuk oleh air, ayampun tak luput dibuat mabuk. Tapi ayam cara memasukkan air berbeda dengan sapi, pada ayam air dimasukkan dengan menyuntik ayam dengan air, sampai beratnya bertambah.
Daging ayam atau sapi yang jenuh air, biasanya beredar pada pasar - pasar tradisional dengan harga yang cukup miring. Tapi pembodohan komsumen seperti ini sangat merugikan konsumen karena daging bisa terkontaminasi dengan bakteri, dan karena berat daging bertambah sampai 40% maka berat bersih dari daging seperti ini adalah hanya 50% nya.
Kalau sudah begini bagaimana pasar tradisional bisa bersaing dengan pasar moderen yang lebih bersih dan nyaman ( walaupun kita tetap harus waspada dengan tanggal kadaluarsa ).
Selain daging glonggongan, di masyarakat juga beredar yang namanya daging sisa dari hotel, rumah makan, atau pasar.
Daging - daging yang sudah menjadi sampah bahkan tak jarang sudah membusuk, bau, berbelatung dan tercampur dengan sampah - sampah yang lain ini disisihkan oleh para pemulung kemudian di serahkan pada pengepul. Dari pengepul ini kemudian daging sisa ini di olah kembali menjadi makanan dengan harga yang sangat murah tapi sangat tidak sehat.
Sudah parahkah perekonomian Indonesia saat ini, sampai - sampai segala cara dilakukan baik halal atau haram untuk memperoleh rupiah.
Hati - hati terhadap apa yang kita beli, kita santap, dan kita pakai.
Jumat, 12 September 2008
Sebuah Perjalanan di Tepi Samudra Indonesia
Kampung Nelayan Puger
Langganan:
Postingan (Atom)
Kembali Ku Menulis - Bagian 1 - Rembangan Royal Resort and Spa
Sudah lama aku tidak menulis sesuatu ataupun memposting foto indahnya alam ini. Saat ini ketika tersedia waktu untuk sekedar menulis cerita...
-
Seekor kupu-kupu mempunyai perjalan hidup yang panjang Bahkan mungkin menyakitkan Berawal dari seekor ulat Berlanjut dengan puasa tanpa maka...
-
Alam memang menyimpan sejuta pesona, mulai awan gemintang sampai dasar samudra. Indonesia salah satu negara dengan sejuta pesona itu mencob...
-
Desa Sucopangepok Kecematan Jelbuk, sebuah desa dengan kedamaian di antara hijau hutan dan sawah. Desa Sucopangepok adalah sebuah desa yang...